Kemenpera Targetkan 350.000 Unit Rumah pada 2013

Diposkan oleh viproject on Friday, November 30, 2012

perumahan murah sederhana
Kalangan pengembang optimis pasokan perumahan khususnya hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tahun 2013 akan menjadi jauh lebih baik. Pasalnya beberapa kebijakan seperti Peraturan Menteri Perumahan Rakyat (permenpera) Nomor 27 dan 28 tahun 2012, tentang batasan harga rumah sejahtera susun bersubsidi yang dinaikan dan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 125/PMK 2012 yang membebaskan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk rumah sederhana, dianggap mampu mendorong pasokan hunian yang layak bagi MBR.

“Kami yakin pasokan rumah tapak sejahtera akan tumbuh signifikan di tahun mendatang. Hanya saja yang dibutuhkan saat ini adalah komitmen dan kesungguhan dari pemerintah, khususnya kementerian perumahan rakyat (kemenpera). Jangan seperti tahun ini, dimana karena kebijakan yang tidak jelas beberapa waktu lalu membuat penjualan kami (Apersi) merosot hingga 50% lebih,” ujar Eddy Ganefo, di sela acara diskusi property dengan “Kenaikan Patokan Harga Rumah Subsidi, Antara Jaminan Pasokan Dan Daya Beli Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)”, yang diselenggarakan oleh Forum Wartawan Perumahan (Forwapera) bekerjasama dengan Bagian Humas dan Protokol Kemenpera di Hotel Ambhara, Jakarta, Selasa (27/11).

Eddy juga menjelaskan, para pengembang yang tergabung dalam Apersi tetap mendukung program penyaluran FLPP untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Pasalnya kebutuhan rumah terus meningkat setiap tahunnya. Selain itu, adanya putusan Mahkamah Konstitusi terkait tidak adanya pembatasan ukuran pembangunan rumah sejahtera diharapkan bisa mengoptimalkan pasokan rumah untuk masyarakat.

“Kami tetap mendukung program penyaluran FLPP Kemenpera. Namun demikian, bank-bank di daerah banyak yang belum memahami dengan baik proses penyalurannya. Kami harap Kemenpera dan bank penyalur bisa mengintensifkan sosialisasi program ini agar tidak hanya dipahami oleh bank yang di pusat saja tapi juga bank-bank di daerah,” tandasnya.

Keyakinan yang sama juga dirasakan pihak Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera). Bahkan kemenpera menargetkan penyaluran dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) pada 2013 mendatang sekitar 350.000 unit rumah dengan total anggaran sekitar Rp 2,7 Triliun. Kemenpera berharap adanya partisipasi aktif dari sejumlah perbankan untuk menyalurkan dana FLPP serta para pengembang untuk meningkatkan jumlah pasokan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Indonesia.

“Kami targetkan tahun depan penyaluran FLPP untuk 350.000 unit rumah di seluruh Indonesia. Saat ini sudah ada 6 bank swasta nasional dan 14 bank pembangunan daerah (BPD) yang telah bekerjasama dengan Kemenpera untuk penyaluran FLPP ini. Selain bekerjasama dengan perbankan kami juga menggandeng asosiasi pengembang untuk ikut meningkatkan pasokan rumah untuk masyarakat,” ujar Iwan Nurwanto, Asisten Deputi Perencanaan Pembiayaan Perumahan Kemenpera.

Lebih lanjut, Iwan menerangkan, dari total 350.000 unit rumah tersebut nantinya akan terbagi dalam dua KPR. Pertama adalah KPR Rumah Sejahtera Tapak sebanyak 348.500 dan kedua KPR Rumah Sejahtera Susun sebanyak 1.500 unit.

Berdasarkan data yang dari Badan Layanan Umum Pusat Pembiayaan Perumahan (BLU),  kinerja penyaluran FLPP yang telah dilaksanakan oleh Kemenpera bersama sejumlah bank penyalur dari tahun 2010 hingga 2012 telah mencapai angka 152.885 unit rumah dengan nilai dana FLPP Rp 5,24 Triliun. Sedangkan hingga pertengahan bulan November 2012, BLU PPP Kemenpera telah menyalurkan dana FLPP untuk 35.340 unit senilai Rp 1,03 T.

“Kami targetkan hingga akhir tahun 2012 setidaknya bisa tersalurkan dana FLPP untuk sekitar 80.000 unit. Hal itu dikarenakan masih ada sekitar 20.000 hingga 22.000 unit rumah hasil konversi KPR FLPP dari Bank BTN,” katanya.

Sumber: propertykita.com

{ 0 komentar... read them below or add one }

Post a Comment